Blogger Widgets YESTERDAY: 2014

Search This Blog

Monday, 24 November 2014

MENGALAH untuk MENANG


uncyclopedia.wikia
Berdebat, perlukah hingga tetes darah terakhir? Waduh, kayaknya enggak ya! Setidaknya bagi saya. Adalah hak orang lain untuk berdebat hingga berbusa - busa atau berjam - jam lamanya. Saya malas! Mendingan waktu yang ada dimanfaatkan untuk bersepeda ke tepi sawah, jogging di taman atau membuat prakarya. Atau yang terbaik, …membuat puisi cinta. Sweet!
Pusing saya mendengar orang ribut - ribut! Tetangga sebelah rumah saya kerap bertengkar, pasutri. Yup, anaknya sudah kuliah, tetapi sang istri sering berteriak seperti terompet tahun baru dan suami membentak layaknya martil menggedor - gedor kayu. Sungkanlah pasti! Dinding rumah tak seberapa tebal. Kami masih maklum dan tidak mengurus, namun bagaimana dengan tetangga lainnya? Apa tidak malu? Diproklamirkan ke publik, itu lho pasutri yang suka berantem dan ribut - ribut, sudah STW pula! Oalah!
Itu baru masalah pasutri, masih ada sejuta perselisihan dan debat lainnya. Debat di kantor, debat masalah agama, debat dengan orang - orang yang lebih tua atau bahkan debat politik. Tinggal dipilih saja mau debat yang mana. Suka - suka, aneka pilihan bagi yang berkenan debat. Saya biasanya duduk manis dan menyimak. Kalo didebat saya suka bingung, karena malas tarik urat. Kadang saya tahu, saya benar, tapi tetap saja saya malas berdebat. Dan ibu saya sering menasihati, ’sing waras ngalah’, artinya yang berpikiran logis, silahkan mengalah. Jadi saya cuman memandang bingung berkata, ‘eerrr..errr’ dan silahkan menang. Horee!
Saya jarang berdebat dengan orang yang tidak saya kenal dengan baik, justru saya lebih sering berdebat dengan keluarga sendiri atau sahabat sendiri. Mengapa? Menurut pengamatan saya, mengedukasi orang lain bukan tugas saya. Apalagi bagi orang yang tidak ingin berubah, menjadi manusia dengan kombinasi IQ (kecerdasan), SQ (kebijakan) dan EQ (kemampuan sosial) terbaik. Mengedukasi lingkaran dalam seperti anggota keluarga, pertemanan, termasuk diri sendiri, itu menjadi tugas saya. Thus, berdebat dengan lingkaran dalam tidaklah terlalu berbeban, pun jika ternyata kita yang salah dalam mengemukakan pendapat, memulihkan hubungan lebih cepat. Orang lain? Mereka tidak mengenal kita sebaik lingkaran dalam keluarga dan teman-teman kita, bisa jadi murka besar!
Sesuatu yang terkait emosi paling mudah dikontrol oleh diri sendiri. Kita, seharusnya dapat mengontrol emosi kita. Tetapi sudah pasti, kita tidak dapat mengontrol emosi orang lain. Nah, berdebat atau silang pendapat ujung - ujungnya selalu menjurus pada kalah - menang. Kalau pertandingan tinju, siapa KO itu kalah. Kalo debat, adu kata, masakan harus berakhir adu jotos? Kayak manusia bar-bar saja. Jika terpaksa, pilih perdebatan Anda, setidaknya yang menurut Anda layak dipertarungkan. Dan jangan lupa, dengan siapa Anda berdebat, Anda harus tahu!
Tipikal Kepribadian Manusia
Berikut ini adalah tipe - tipe kepribadian manusia menurut Hippocrates (460-370 SM). Dengan membaca latar belakang, watak dan barangkali tingkat pendidikan, Anda dapat mengenali lawan debat Anda dengan baik sehingga Anda mengerti bahwa Anda berada di medan pertarungan yang tepat.
1. Sanguinis
Si populer. Sangat mengumbar emosi, mudah gaul. Tidak suka berpikir yang rumit dan ceplas - ceplos dalam berucap. Orang bertipe sanguinis aktif dalam berbagai kegiatan dan menyenangkan. Hal yang kurang pas adalah mereka mudah ikut arus dan tidak konsisten. Kemana emosi dan perasaan membawanya gembira, kesitu ia akan mengkuti.
2. Melankolis
Tertutup, hati - hati dan punya cita rasa seni. Memperhatikan detail dan juga cerdas. Orang - orang bertipe ini tersembunyi di balik layar. Jarang menonjolkan diri, namun disukai oleh orang lain karena kesabaran dan loyalitasnya. Sayang, orang yang melankolis mudah bersedih dan larut dengan perasaan. Demikian pula mudah berpikir negatif dan mendendam.
3. Koleris
Adalah si ambisius yang pandai berstrategi. Fokusnya pada hasil dan bukan pada relasi dengan manusia lain. Ini mengakibatkan perasaannya tumpul dan tidak terlalu perduli dengan orang lain. Baginya yang terpenting adalah bergerak cepat dan sigap lalu mendominasi atau memimpin orang lain. Sukses harus diraih oleh si koleris. Tidak bisa santai, sulit mengaku salah apalagi minta maaf.
4. Phlegmatis
Tipe orang yang menyenangkan. Humoris, sabar, penyuka damai dan tidak mudah melibatkan diri dalam aneka keributan. Sifatnya yang baik juga mudah membuatnya mengerti perasaan dan dapat bersimpati pada orang lain. Kelemahan tipe orang seperti ini adalah lamban dan suka menunda. Terkesan kurang aktif. Ini adalah bagian dari kontrol dirinya.
File:Charles Le Brun-Grande Commande-Les Quatre temperaments.jpg
wikipedia
Dalam lingkaran pertemanan, saya bersahabat dengan tiga gadis lain sejak masa sekolah menengah pertama. Sekian lamanya waktu, kami berempat setelah dewasa ternyata sangat mewakili empat tipikal kepribadian tersebut diatas. Berbasiskan pemahaman sifat antara kami, yang memang kenal tidak sehari - dua hari, dalam banyak hal kami bertikai, kami selalu mampu menyelesaikannya. Mengapa? Karena sangat ‘hafal’ dengan watak masing - masing. Tentu saja ada kombinasi sifat yang terjadi dari empat tipe kepribadian tersebut, namun biasanya salah satu kepribadian akan paling menguasai dalam diri seseorang. Anda tipikal yang mana? Lawan debat Anda, siapa dia? Seperti apa wataknya?
Jika Harus Terlibat Perdebatan
Tentu ada situasi dimana mau tak mau kita harus berdebat. Mengapa? Karena kita sudah menetapkan dan memilih perdebatan kita. Dalam hal ini alasannya bisa jadi sangat personal, bisa juga karena atas tekanan hukum atau berada dalam situasi lain yang tidak dapat menolak perselisihan atau perdebatan.
Dalam forum resmi perdebatan seharusnya tampil elegan, dimana publik secara langsung akan mampu menilai dengan laku, mimik, logika dan argumen yang dilemparkan oleh masing - masing pihak. Menurut saya, profesi guru, dosen, pengacara dan pemimpin harus mampu melakukan debat elegan. Dan profesi - profesi lain juga seharusnya mampu berdebat sejauh berada dalam bidang profesionalisme yang sama. Ya maaf saja, kalau dokter jangan berdebat dengan tukang beca!
Ada beberapa perilaku dalam perdebatan yang patut dicermati.
1. Sikap Lembut dan Tenang
Tidak perlu berteriak dalam berdebat. Dengan asumsi tidak ada yang tuli, tidak perlu ngotot. Gunakan cara yang persuasif bukan agresif. Perdebatan seharusnya dimenangkan oleh argumen yang paling tepat dan masuk akal.
2. Tempatkan Lawan Bicara Bersisian Pada Posisi Anda
Berkatalah dengan baik dan bijak. Posisikan lawan Anda bersisian dengan Anda. Katakan bahwa Anda yakin mereka akan setuju dengan hal – hal yang sifatnya mendasar terlebih dahulu. Jangan tempatkan diri Anda pada posisi berhadapan dan siap serang.
3. Jangan Menyerang
Langsung mengatakan “Anda salah besar!” atau “Anda Bodoh!” Tentunya akan sangat menjengkelkan bagi orang yang mendengar hal tersebut. Sebaliknya Anda harus mampu mengedepankan logika dan argumen yang masuk akal secara jelas dan berurutan, bukan langsung menyerang. Kalah – menang urusan nanti, setidaknya cara berbicara Anda akan menunjukkan siapa Anda. Keseluruhan dari IQ, EQ dan SQ Anda.
4. Jangan Kasar
Jangan sekali – kali berkata kasar sekalipun lawan bicara Anda demikian, memanggil Anda dengan julukan yang tak pantas. Disini fungsi kontrol emosi Anda harus dijalankan. Semakin kasar lawan bicara Anda, semakin nampak bahwa sesungguhnya ia kehilangan fakta untuk mendebat Anda lebih lanjut, Anda boleh tersenyum dan menahan diri.
5. Samakan Persepsi Mendasar
Jika persepsi mendasar saja sudah tidak sama, untuk apa berdebat tentang hal yang lebih sempit atau menjurus sifatnya? Ini seperti orang Cina bercakap dengan bahasa mandarin dan orang Arab menjawab dalam bahasa Arab. Jika, orang Cina dan Arab itu masing – masing dapat bercakap dalam bahasa Inggris walau sangat minim, masih ada titik terang untuk berlanjut! “Me – You – Talk.”
6. Konsisten Pada Topik Debat
Sudah lumrah dalam perdebatan yang kian memanas, salah satu atau kedua belah pihak kemudian saling mengucapkan hal – hal yang diluar topik utama. Sekalipun ingin meledak marah ketika lawan debat mengucapkan “Gue tau loe anak siapa!” acuhkan saja, fokus kembali pada inti perdebatan yang beretika.
7. Berikan Pertanyaan
Dalam perdebatan tanyakan pada lawan debat Anda. Hal – hal yang sifatnya mengarah pada kebenaran dan hal – hal yang logis, mendukung argumen Anda. Bisa dimulai dengan pertanyaan, “Dapatkah Anda contohkan?” Atau “Apakah menurut Anda hal tersebut masuk diakal?” Jika lawan bicara Anda mulai kesal karena kebenaran mulai terungkap, artinya Anda juga sudah mendekati kemenangan.
8. Berdiam Dirilah
Jika setelah mengemukakan argumen berdasarkan fakta yang kuat dan lawan bicara Anda masih saja tak mau mengalah, bahkan terus membombardir Anda dengan segala argumennya sendiri, berdiam dirilah! Banyak perdebatan yang dimenangkan justru tanpa berdebat sama sekali.
9. Kenali Fakta
Kenali fakta dengan baik. Jangan memperdebatkan sesuatu yang tak jelas apalagi ngawur, faktanya harus ada. Berdebatlah jika Anda sungguh tahu medan permainan dan fakta kebenaran.
10. Akui Jika Anda dikalahkan
Jika semua fakta yang Anda kumpulkan relevan, seharusnya Anda menang. Namun ada kalanya lawan bicara Anda mampu mengemukakan fakta yang lebih baik dan bahkan menyudutkan Anda. Akui! Di dalam menerima kekalahan perdebatan, Anda harus menunjukkan kebesaran hati Anda. Mengalah demi kebenaran, jangan bersikap konyol kekanakan demi kemenangan. Orang lain akan angkat topi karena Anda bijak dan bukannya ‘ngeyel’.
Mengalah Untuk Menang
Mengapa Anda boleh mengalah untuk menang? Kemenangan bukanlah segalanya. Ada hal - hal yang lebih baik yaitu melihat kenyataan, menemukan kebenaran dan menjaga kedamaian dalam hati Anda. Emosi dan kebencian tidak seharusnya merusak hubungan baik hanya karena masalah perbedaan pendapat. Berikut ini hal - hal yang dapat menjadi pertimbangan mengapa kita boleh mengalah untuk menang.
Tidak ada Kemenangan yang Hakiki
Dalam debat yang paling resmi sekalipun, ketika perdebatan usai pihak yang kecewa bisa jadi akan terus ‘berdengung’ dibelakang layar, mengungkapkan ketidakpuasan. Mengemukakan temuan - temuan lain mengapa ‘jagoannya’ kalah. Mereka tetap tidak mau mengakui bahwa Anda menang.
Berdebat Menuai Konflik
Dalam suasana persahabatan, debat terasa indah dan intim. Namun jarang ada perdebatan semacam ini khususnya diantara orang - orang yang tidak saling mengenal dengan baik. Yang terjadi justru menuai masalah berikutnya dan kita lalu menyesal karena telah mengucap kata - kata yang sebenarnya tak pantas.
Secara Legal Perselisihan Berakhir dalam Persidangan
Dalam masalah yang berlarut, perdebatan tak lagi dibutuhkan. Perselisihan kemudian masuk ke ranah hukum, dimana pengacara yang terlatih dan dewan juri akan memberikan keputusannya. Padahal mereka tidak terlibat langsung di dalam perselisihan. Jadi kenapa harus lelah berdebat jika pada akhirnya dapat berakhir demikian?
Perasaan Tak Dapat Didikte
Perasaan Anda tidak seharusnya didikte oleh orang lain. Seringkali orang akan menyerang perasaan Anda. Dengan mengatakan bahwa Anda mengada - ada, tidak rasional atau sensitif. Biarkan saja. Perasaan Anda sifatnya milik Anda pribadi, tidak terbantahkan dan tak dapat didikte. Jika Anda yakin dan itu adalah suara dari hati nurani Anda, acuhkan saja serangan orang lain tersebut.
Respek Tak Dapat Dipaksakan
Anda mengerti benar hingga dimana batas - batas Anda telah dilanggar oleh orang lain. Jika hal itu terjadi, Anda harus menetapkan dengan tegas mana yang tidak dapat ditoleransi oleh Anda. Yang tidak diperlukan adalah “menjelaskan” kepada mereka “mengapa”, karena kebutuhan Anda dan mereka tidak sama, tak dapat dipaksakan satu sama lain. Anda tidak butuh pendapat mereka dan sebaliknya mereka juga tidak rugi apapun hanya karena Anda tidak sependapat.
Berhentilah Memaksakan Pendapat
Berdebat itu intinya adalah memaksakan pendapat Anda demi mengontrol orang lain. Artinya Anda memaksa mereka berpikir, merasa dan berperilaku sesuai dengan yang Anda inginkan. Bukankah Anda sendiri akan terganggu, jika ada orang yang berlaku demikian pada Anda??
Berdiskusi secara sopan dan saling tukar opini dengan bersahabat rasanya lebih tepat dilakukan ketimbang debat kusir semata. Hidup seharusnya lebih bermakna untuk menyebarkan kebaikan, menjalin persahabatan dan menolong orang lain. Siapapun mereka! Hidup ini tidak abadi, sifatnya sementara, apa masih harus dirusak dengan benci dan angkara murka hanya karena adu kata - kata? Anda tidak harus selalu hadir dalam setiap perdebatan yang mengundang. Macan yang diam tetap ditakuti, sebaliknya anjing yang kebanyakan menggonggong akan dilempar!

Tuesday, 11 November 2014

POLITIK LUAR NEGERI

Dalam era global seperti dewasa ini, sebuah negara tidak mungkin hidup menyendiri. Sebuah negara perlu membuka diri dan menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Sebuah negara butuh kerja sama dalam berbagai bidang dengan negara- negara lain. Karena kebutuhan menjalin hubungan serta kerja sama dengan bangsa- bangsa lain itulah pada akhirnya setiap negara memiliki kebijakan luar negeri, atau lebih tepat lagi politik luar negeri.


Tidak dapat dibantah lagi, bahwa negara Indonesia menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat internasional dan juga banyak terlibat dalam berbagai forum internasional. Indonesia menjadi anggota PBB, ASEAN, OKI (Organisasi Konferensi Islam), Gerakan Non-Blok (GNB), dan lain sebagainya. Pendek kata, negara Indonesia memiliki kebijakan atau politik luar negeri.
Politik Luar Negeri
Gambar: Kerjasama indonesia dengan Negara Lain

1. Pengertian Politik Luar Negeri
Apakah gerangan politik luar negeri itu? Menurut J.R. Childs, politik luar negeri adalah pokok-pokok hubungan luar negeri dari suatu negara. Sementara itu, seorang peneliti utama LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) bidang hubungan internasional atau kebijakan politik luar negeri Riza Sihbudi mengatakan, bahwa politik luar negeri pada hakikatnya merupakan ”perpanjangan tangan” dari politik dalam negeri suatu negara.

Dari uraian dua pakar tersebut, maka politik luar negeri dapat diartikan sebagai kebijakan, sikap, dan tingkah pemerintahan suatu negara. Tidak  lain dalam hal melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan badan-badan hukum internasional. Biasanya politik luar negeri suatu negara dipengaruhi minimal oleh tiga faktor. Masing-masing faktor tersebut meliputi:

  • faktor politik dalam negeri,
  • faktor kemampuan ekonomi dan militer, dan
  • faktor lingkungan internasional.


Faktor Pendorong Hubungan Kerja Sama Antarbangsa
Mengapa suatu negara mengadakan hubungan kerja sama dengan bangsa lain? Suatu negara mengadakan hubungan serta kerja sama dengan bangsa lain karena beberapa faktor berikut:

1. Persamaan Nasib
Bangsa-bangsa yang memiliki persamaan nasib umumnya memiliki ikatan batin yang kuat. Ikatan batin semacam ini akhirnya menjadi faktor pendorong hubungan kerja sama. Contoh persamaan nasib sebagai negara yang pernah dijajah (dalam hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, dan lain sebagainya.

2. Persamaan Politik
Faktor kesamaan politik juga menjadi pendorong kerja sama antarbangsa. Contoh NATO, Pakta Warsawa (sudah dibubarkan), GNB (Gerakan Non-Blok), dan lain-lain.

3. Persamaan Kepentingan
Bangsa-bangsa yang memiliki kepentingan sama juga dapat menjadi faktor pendorong untuk mengadakan kerja sama. Contoh OPEC (kerja sama negara-negara pengekspor minyak), MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), NATO, ASEAN, dan lain sebagainya.

4. Persamaan Sejarah
Faktor persamaan sejarah seperti asal usul nenek moyang/keturunan misalnya juga menjadi pendorong terjadinya kerja sama antarbangsa. Salah satu contohnya Liga Arab, Zionisme (kerja sama bangsa Yahudi internasional untuk mendirikan negara Israel), dan lain sebagainya.

2. Tujuan dan Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Mengingat politik luar negeri bagi suatu negara merupakan pokok-pokok hubungan dengan bangsa lain maupun dunia internasional, dengan sendirinya ia mempunyai tujuan serta landasan. Lantas, apa tujuan dan landasan politik luar negeri Indonesia? Mari kita uraikan bersama.

a. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia
Bagaimana tujuan politik luar negeri Indonesia? Jika kita memerhatikan pembukaan UUD 1945, tujuan politik luar negeri Indonesia antara lain tercermin dalam alenia pertama dan keempat.

Adapun uraian tentang tujuan politik luar negeri Indonesia dalam preambul tersebut kurang lebihnya sebagai berikut:

  1. Indonesia mengupayakan agar setiap manusia di muka bumi bergaul dengan damai antara satu dengan yang lain, menghormati hak asasi manusia, juga menghormati kedaulatan negara masing-masing.
  2. Indonesia menghendaki pergaulan internasional tertib tanpa pertikaian, perang, atau penjajahan oleh satu bangsa kepada bangsa lain.
  3. Indonesia mengupayakan agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik antara negara satu dengan yang lain.
  4. Indonesia berusaha agar hasil-hasil pembangunan tidak hanya dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri, tetapi juga disumbangkan kepada masyarakat di negara lain.
  5. Indonesia berusaha memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan berpartisipasi aktif dalam organisasi internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Politik Luar Negeri Indonesia, Moh. Hatta menguraikan tujuan politik luar negeri Indonesia sbb:

  1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
  2. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang tersebut tidak ada atau belum dihasilkan sendiri.
  3. Meningkatkan perdamaian internasional, karena hanya dalam keadaan damai Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat.
  4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam Pancasila, dasar, dan falsafah negara Indonesia.

b. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan politik luar negeri Indonesia adalah:

1) Pancasila sebagai Landasan idiil
Pancasila merupakan Ideologi bangsa dan negara Indonesia. Karena itu, Pancasila menjadi landasan yang menjiwai politik luar negeri Indonesia.

2) UUD 1945 (hasil amandemen) sebagai Landasan konstitusional
UUD 1945 (dan hasil amandemennya) merupakan konstitusi bangsa Indonesia. Yang menjadi landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia dalam hal ini meliputi:

  • Pembukaan (alenia ke IV)
  • Batang tubuh: pasal 11 dan 13 ayat 1, 2, dan 3.
3) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009 Sebagai Landasan Operasional. Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar

Negeri dinyatakan, bahwa hubungan luar negeri dan politik luar negeri RI didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, serta Garis-Garis Besar Haluan Negara. Selanjutnya penjelasan dari pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tadi menyebutkan:

  • Pelaksanaan politik luar negeri RI haruslah merupakan pencerminan ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan landasan idiil yang memengaruhi atau menjiwai politik luar negeri RI.
  • Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan atas hukum dasar, yaitu UUD 1945 sebagai landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
  • Garis-Garis Besar Haluan Negara adalah landasan operasional politik luar negeri RI yaitu suatu landasan pelaksanaan yang menegaskan dasar, sifat, dan pedoman perjuangan untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.

Friday, 17 October 2014

Il Diavolo Rosso AC. MILAN

AC Milan adalah sebuah klub di Liga Italia yang berbasis di Milan. Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali. Klub AC Milan didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia.
Sejarah Awal Berdiri Klub AC-Milan Italia
AC-Milan

Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuad inti AC Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale.


Nama Lengkap 
Associazione Calcio Milan  1899 Sp

Julukan 

Rossoneri (Merah-Hitam)
Il Diavolo Rosso (Setan Merah)
Il Casciavit

Didirikan
16 Desember 1899

Stadion

San Siro, Milan, Italia
(Kapasitas: 82.955)

Pemilik

 Silvio Berlusconi

Presiden 

Mengalami kelowongan (Pelaksana harian diserahkan kepada Adriano Galliani)

Manajer

Fillipo Inzagi

Liga
Seri A

Seri A : Juara -18
1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004;2010-2011

Seri B : Juara - 2
1980–81; 1982–83

Copa Italia: Juara(5):
1966–67; 1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03

Piala Super Italia: Juara(5):
1988; 1992; 1993; 1994; 2004


Kejuaraan Eropa
UEFA Champions League Trophy Piala/Liga Champions: Juara (7):
1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07

UEFA Super Cup Trophy Piala Super Eropa:Juara (5):
1989; 1990; 1994; 2003; 2007

Piala Winners: Juara (2):
1967–68; 1972–73

Kejuaraan Dunia
Piala Interkontinental / Piala Dunia Antarklub FIFA: Juara (4):
1969; 1989; 1990; 2007

Saturday, 20 September 2014

KONFLIK MENURUT PARA AHLI

Konflik berasal dari kata kerja Latinconfigere yang berarti saling memukul.Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).

Berikut ini beberapa Pengertian Konflik Sosial Menurut para Ahli: 
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut Robbins: Konflik dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut.
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut Fisher: Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bisa terjadi karena hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki tujuan-tujuan yang tidak sejalan.
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut TRANSPARANT & Bednar: konflik sosial adalah suatu interaksi antara orang-orang atau kelompok yang saling bergantung merasakan adanya tujuan yang saling bertentangan dan saling mengganggu satu sama lain dalam mencapai tujuan itu.
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut Cassel Concise dalam Lacey: mengemukakan bahwa konflik sebagai “a fight, a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinion or purposes; mental strife, agony”. Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa konflik adalah suatu pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan; pertentangan kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan batin.
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut Wexley &Yukl: Konflik juga merupakan perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak (two parties)yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.
  • Pengertian Konflik Sosial Menurut Clinton: Konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka.

Monday, 15 September 2014


KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
  • Produk Domestik Bruto (GDP)
    Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

  • Produk Nasional Bruto (GNP)
    Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
    Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima olehmasyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
  • Pendapatan Perseorangan (PI)
    Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
    Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

    PERHITUNGAN PENDAPATAN NEGARA

    Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
    • Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
    • Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industriagrarisekstraktifjasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
    • Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M)
    Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
    g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
    g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
    Contoh soal :
    PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
    jawab :
    g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    • Permintaan dan penawaran agregat
      Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

      Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
    • Konsumsi dan tabungan
      Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal denganpsychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

    • Investasi
      Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

Monday, 1 September 2014

PENGERTIAN EKOMONI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO

Kita telah mengetahui bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, sedangkan barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas jumlahnya, maka dari itu muncullah ilmu ekonomi. Pada dasarnya ilmu ekonomi mempelajari perihal pilihan dan keputusan yang dilakukan setiap orang dalam memobilisasi dan mengalokasikan sumber ekonomi yang jumlahnya terbatas terhadap alat pemuas kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Menurut Prof. P.A. Samuelson, seorang ahli ekonomi mengemukakan, “Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan cara atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat. Ilmu ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak penggunaan sumber daya-sumber daya.”


Berdasarkan definisi ilmu ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar yang melahirkan ekonomi adalah:
1. kelangkaan (scarcity), dan
2. pilihan (choice). Untuk itu, ilmu ekonomi mencakup segala perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan yang beraneka ragam, baik perilaku sebagai produsen, maupun perilaku sebagai konsumen.

Teori dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua, yaitu teori ekonomi mikro yang membahas permasalahan bersifat parsial atau bagian kecil dari kegiatan perekonomian, dan teori ekonomi makro, yang membahas permasalahan ekonomi yang bersifat global atau menyeluruh.



1. Ekonomi Mikro

Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.


Untuk jelasnya, ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.

Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
a. Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber-sumber ekonomi dan sebagai produsen.
b. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen.
c. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
d. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang maksimum.
e. Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum.

Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa factor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.

Adapun tiga masalah pokok ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.
a. What, artinya apa dan berapa banyak barang dan jasa dapat diproduksikan.
b. How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.
c. For Whom, artinya untuk siapa barang dan jasa diproduksikan.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
a. Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c. Teori perilaku konsumen.
d. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e. Pasar persaingan sempurna.
f. Pasar monopoli.
g. Pasar oligopoli.
h. Pasar persaingan monopolistik.
i. Permintaan akan input.
j. Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.



2. Ekonomi Makro

Ekonomi makro muncul seiring perkembangan ilmu ekonomi. Kamu mungkin pernah membaca atau mendengar kebijakankebijakan pemerintah, baik kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Nah, itu semua dapat kamu pelajari dalam ekonomi makro.

Jadi, ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antarvariabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.

Hubungan di antara variabel-variabel tersebut, dapat bersifat kausal (sebab akibat) dan bersifat fungsional (saling memengaruhi). Bersifat hubungan kausal (sebab akibat), seperti hubungan antara jumlah uang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat hubungan fungsional (saling memengaruhi), seperti hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan sebagainya.  

Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Y = C + I, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi, dan I adalah investasi.
b. Y = C + S, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi, dan S adalah tabungan.

Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro kita akan menjadi lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam suatu perekonomian.

Adapun ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal berikut ini.
a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.

Selanjutnya, berdasarkan ruang lingkupnya menunjukkan bahwa teori ekonomi makro bertujuan memberikan gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan dapat menjalankan kegiatannya.

Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dkemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money pada tahun 1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu:
a. kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktorfaktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara, dan
b. pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro meliputi hal-hal berikut ini.
a. Penghitungan pendapatan nasional.
b. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor.
c. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d. Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
e. Uang bank, dan penciptaan uang.
f. Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
g. Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
h. Teori inflasi.
i. Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing, dan neraca pembayaran.
j. Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
k. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.