Chairul Tanjung, Si Anak Singkong
Judul
|
:
|
Chairul
Tanjung Si Anak Singkong
|
Penulis
|
:
|
Tjahja
Gunawan Adiredja
|
Penerbit
|
:
|
Kompas
Gramedia
|
Tahun
Terbit
|
:
|
Juni 2012
|
Jml
halaman
|
:
|
384
halaman
|
Dimensi
|
:
|
14 x 21 cm
|
Harga
|
:
|
Rp 58.000
|
Pada umumnya masyarakat mengenal sosok
Chairul Tanjung atau yang lebih akrab dipanggil CT, pada kondisi saat ini
setelah menjadi pengusaha suksesBudiyanto Melepas Profesi Auditor
Sukses Berbisnis Jasa Kurir . Padahal,
keberhasilan yang dia raih sekarang merupakan akumulasi dari proses perjalanan
hidup yang ditempuhnya sejak kecil hingga kini yang penuh dengan tantangan dan
dinamika. Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan
Pemimpin Umum Harian Kompas. Dalam pengantar buku itu, Jakob Oetama menulis
bahwa ia kagum dan mengapresiasi anak muda yang sukses, yang kesuksesannya
dirintis, dikembangkan, dan diperoleh berkat kerja keras. Menurut Jakob, CT
telah membuktikan bahwa entrepreneurship itu bisa dilahirkan, bukan diturunkan.
Buku ini diawali dengan kisah bagaimana di
tengah keterbatasan kondisi ekonomi. keluarga, CT mampu melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya,
termasuk CT. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya
dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat
melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan. Sang
ibunda yang bernama Halimah mengatakan bahwa uang kuliah CT pertama yang
diberikan kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya.
Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah
tangga dan keluarga CT, ketika CT bertemu dengan perempuan Jawa, Anita
Ratnasari, yang tegas dan tegar. Dalam buku ini, CT mengungkapkan bahwa, “bagi
saya, ibu adalah segalanya.” CT percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu.
“Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga
akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian CT
berpendapat.
Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi
siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang CT berhasil menjadi
pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan
bukan warisan keluarga konglomerat. Semoga kisah perjalanan hidup “Si Anak
Singkong” ini bisa menginspirasi rakyat Indonesia khususnya generasi muda.